Apakah Ketahanan dan Spiritualitas Terhubung?

click fraud protection

Apakah ada hubungan antara ketangguhan Dan kerohanian? Saat kita menjalani hidup dalam suka dan duka, harapan, dan ketakutan, kekuatan, dan kesulitan hidup, bagaimana kita mempertahankan makna dan kesadaran diri kita? Dan bagaimana kita merespons saat kita menghadapi tantangan dalam kehidupan kita sendiri dan dunia di sekitar kita?

Ryan McGuire Pixabay

Sumber: Ryan McGuire / Pixabay

Mengapa kita mempertimbangkan ketahanan dan spiritualitas dalam satu kalimat? Ketangguhan adalah tentang kemampuan kita untuk beradaptasi, bangkit kembali, atau bahkan berkembang dalam menghadapi tantangan, tekanan, dan kesulitan. Ketahanan adalah hal yang umum terjadi, masing-masing dari kita mengalami kesulitan dalam hidup kita dan meresponsnya dengan cara tertentu. Demikian pula, spiritualitas juga merupakan pengalaman universal manusia. Kerohanian dapat dipahami secara luas sebagai pencarian makna, tujuan, yang sakral, atau sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri, menawarkan perspektif dan pandangan yang lebih tinggi untuk memandang keberadaan kita (Manning dan rekan, 2019; Niemiec dan rekan, 2020). Khususnya, isi keyakinan, pengalaman, dan praktik spiritual sangat beragam seperti halnya keragaman manusia di seluruh planet ini.

Spiritualitas bisa bersifat sekuler atau non-sekuler, beragama atau tidak tentang agama sama sekali. Menurut psikologi modern, spiritualitas adalah salah satu dari 24 kekuatan karakter yang umum dimiliki umat manusia—melintasi waktu, budaya, negara, dan kepercayaan (Niemiec dan rekan, 2020; Taman dan Peterson, 2006; McGrath, 2017). Banyak penelitian menunjukkan bahwa spiritualitas berkontribusi terhadap kesejahteraan manusia, hubungan, dan makna hidup (Niemiec dan rekan, 2020). Bagaimana dan di mana kita mengalami dan mengekspresikan spiritualitas sama beragamnya dengan pengalaman manusia dari alam terbuka, kesendirian, dan lain-lain perhatian, ke gereja, sinagoga, masjid, atau ruang suci lainnya.

Apa hubungan spiritualitas dengan ketahanan? Spiritualitas dapat membantu kita memperkuat diri kita sendiri selama masa-masa sulit, dan bukti menunjukkan spiritualitas merupakan komponen penting dari ketahanan (Brown, 2017).

Syarat ketahanan rohani adalah konstruksi yang relatif baru yang mengintegrasikan kedua upaya universal ini secara holistik. Penelitian menunjukkan keterkaitan yang kompleks antara ketahanan dan spiritualitas (Manning dkk, 2019; Smith dan Hesketh, 2015; Tuck dan Anderson, 2014).

Ketahanan spiritual melibatkan kapasitas untuk menggunakan sumber daya internal kita, termasuk keyakinan, kekuatan, dan nilai-nilai, dan juga terlibat dengan sumber daya eksternal untuk mendukung kesadaran diri, makna, dan tujuan kita ketika kita dihadapkan pada tantangan hidup dan kesulitan.

Ketahanan spiritual dapat membantu Anda mengisi ulang hati, pikiran, dan batin Anda. Apa pun latar belakang kita, kita semua mempunyai keyakinan yang menjadi sandaran kita saat keadaan sulit. Ketahanan spiritual dapat memperkuat sisi kemanusiaan kita luar dan dalam, hal ini ibarat layar tak kasat mata yang dapat membantu kita tetap tegak atau mendapatkan kembali keseimbangan dalam ketenangan dan badai kehidupan.

Ketahanan spiritual dapat terjadi sehari-hari dan terkadang sangat transformatif, sebagai kompas internal untuk membantu Anda membimbing diri sendiri selama badai kehidupan. Ketahanan spiritual Anda dapat membantu Anda memperkuat hati, pikiran, dan jiwa – hidup dengan tujuan yang lebih besar, dan terhubung dengan orang lain serta dengan sesuatu yang lebih besar dari diri Anda sendiri.

Mempraktikkan rasa welas asih dapat memperkuat ketahanan dan menyatu dengan baik dengan banyak tradisi spiritual. Kerentanan dan kesulitan kita tidak selalu bisa diatasi dan diperbaiki, namun belas kasihan pada diri sendiri dapat memperkuat ketahanan spiritual kita. Latihan ini mungkin menginspirasi ketahanan spiritual Anda saat menghadapi angin kehidupan.

Kebangkitan Ketahanan Rohani

  1. Ajaklah diri Anda untuk berhenti sejenak. Berfokuslah pada jangkar yang menenangkan untuk membumi, seperti napas, tangan, suara di lingkungan sekitar, gambar di dalam ruangan, atau pemandangan luar ruangan.
  2. Pertimbangkan tantangan yang Anda hadapi saat ini. Saat Anda memikirkan situasi ini, perhatikan dengan lembut reaksi, emosi, dan perasaan Anda.
  3. Tawarkan kebaikan, kasih sayang, dan kata-kata penghiburan pada diri Anda sendiri. Jika bisa, amati saja reaksi Anda, daripada menghakimi diri sendiri, orang lain, atau situasinya. Ingatkan diri Anda bahwa Anda adalah manusia, bagian dari keseluruhan umat manusia, dan sama rentannya dengan kita semua.
  4. Menahan diri dari kritik diri. Mengamati diri sendiri mungkin sudah cukup saat ini. Jika dirasa benar, Anda dapat mempertimbangkan apa yang dapat Anda pelajari dari situasi tersebut dan reaksi Anda terhadapnya.
  5. Apa yang ingin Anda renungkan lebih lanjut atau tindakan apa yang ingin Anda ambil?

Penafian: Posting ini hanya untuk tujuan informasi. Tidak ada konten yang bisa menggantikan konsultasi dengan ahli kesehatan mental atau kesehatan yang berkualifikasi. © 2023 Ilene Berns-Zare, LLC, Semua Hak Dilindungi Undang-Undang

instagram viewer